Mohon maaf sepekan ini tak banyak
menjumpai teman-teman di twitter dan Facebook dikarenakan ada undangan
dari www.SahabatAlAqsha.com untuk rihlah bepergian bersama ulama-ulama.
Tim Sahabat AlAqsha mengajak kami mengikat hati dengan yatim-yatim
pengungsi Suriah, hasil kekejian luar biasa rezim pembunuh Bashar Asad
dan pasukannya yang memerangi pengikut Allah dan Rasul-Nya. Selain itu
dalam safar kali ini kami juga beruntung bisa bertamu dan menggali ilmu
dengan “Rabithah Ulama Syam”, ikatan ulama-ulama di tanah Syam guna
menyerap informasi dan nasihat dari ulama-ulama Syam.
Bersama kami dalam safar ini ada ust
@AbdullahHadrami dan ust Dr. Mustafa Umar, keduanya adalah guru,
panduan, panutan, juga penolong bahasa arab kami yang terbatas. Lalu apa
yang kami dapat dalam sepekan perjalanan ini? Tidak lain tidak bukan
semangat dalam perjuangan, terutama rasa malu hati, atas ilmu,
perjuangan dan pengorbanan yang jauh dibanding mereka.
Dalam safar ini kami jumpai para
yatim syuhada, yang tetap tegar dan bangga atas perjuangan dan
pengorbanan ayah-ayah mereka dalam jihad fii sabilillah, padahal ayah
mereka tak lebih tukang supir dan tukang batu. Kami dengarkan cerita
mereka, yang walau ayah mereka hanyalah tukang supir dan tukang batu,
namun penuh keyakinannya pada syariah Allah itu harga mati.
Kami juga mendengar banyak
pemuda-pemuda Syam yang muda dan tampan, banyak yang masih berumur
belasan, dan banyak juga yang diawal dua puluhan, namun enggan menikah
sebelum menang dalam jihad di jalan-Nya. Saat kami menanyakan apakah
mereka sudah menikah, maka jawabannya membuat kami mematung. Mereka
mengatakan “kami ingin menikah, namun urusan ummat ini lebih besar dan
lebih penting, kami ingin dinikahkan di surga saja dengan para bidadari,
insyaAllah”
Anak-anak di Syam dilatih dengan
hafalan Al-Qur’an karena mereka tahu itulah nyawa sebenarnya sebaik
perlindungan dan senjata yang hakiki. Saat orangtua mereka dibunuh
dengan gas racun oleh Bashar Asad, yang lain oleh hujan bom dari pesawat
dan muntahan peluru, anak-anak ini tetap berpegang dan yakin pada
Allah. Mereka adalah anak-anak yang dididik langsung oleh Allah,
generasi yang tak ada lagi takutnya selain pada Allah. Sedang
pengorbanan kita disini? masyaAllah, jauhnya..
Kami mendengar dari mereka banyak
cerita-cerita para mujahid yang lebih takut Allah ketimbang takutnya
pada mati. Mereka berlomba untuk memenuhi janji mereka pada Allah untuk
syahid atau menunggu gilirannya untuk syahid. Mereka menagih janji Allah
dalam jihad fii sabilillah, untuk mendapatkan hidup dalam kemenangan
atau mati dalam kemuliaan.
Jumlah pengungsi akibat kekejaman
Syiah Alawi yang dikepalai Bashar Asad ini mencapai 2.000.000 di luar
negeri, 5.000.000 di dalam negeri. Revolusi yang terus bergulir ini
sudah memakan lebih dari 200.000 jiwa. Bagi penduduk Suriah ini bukan
revolusi oposisi dan perang biasa. Ini adalah langkah bagi mereka untuk
melawan kedzaliman yang sudah mengakar selama 40 tahun, dan
memperjuangkan hukum Allah untuk diterapkan.
Mungkin ada yang berkomentar, “Untuk apa mengurus urusan luar negeri? sementara yang di dalam negeri masih banyak yang perlu?
Mohon maaf, bagi kami tidak terpisah antara satu ummat dan ummat lain, semuanya “ibarat satu tubuh” begitu pesan Nabi SAW. Bagi kami negara tidak memisahkan akidah, jauh dekat bukan masalah, urusan kaum Muslim di satu tempat itu urusan ummat Musim semuanya. Islam tak mengakui batas-batas yang diberikan penjajah untuk memisahkan ummat Muslim, termasuk ikatan-ikatan selain ukhuwah Islam. Maka urusan Suriah adalah urusan kita, urusan Palestina juga urusan kita. luar dan dalam negeri sama saja nilainya.
Mohon maaf, bagi kami tidak terpisah antara satu ummat dan ummat lain, semuanya “ibarat satu tubuh” begitu pesan Nabi SAW. Bagi kami negara tidak memisahkan akidah, jauh dekat bukan masalah, urusan kaum Muslim di satu tempat itu urusan ummat Musim semuanya. Islam tak mengakui batas-batas yang diberikan penjajah untuk memisahkan ummat Muslim, termasuk ikatan-ikatan selain ukhuwah Islam. Maka urusan Suriah adalah urusan kita, urusan Palestina juga urusan kita. luar dan dalam negeri sama saja nilainya.
Apalagi urusan bumi Syam yang sangat
penting bagi ummat, tanah yang diberkahi Allah dan disebut-sebut oleh
Nabi, tanahnya para Nabi. Para mujahid berbaris mengaliri berkahnya Syam
dengan darah mereka, sementara ada segolongan pengecut mencibir,
masyaAllah.
Dari yatim-yatim Suriah kami belajar
bahwa urusan ummat, penyatuan ummat dalam syariah ini benar-benar
masalah yang penting. Bahwa urusan perjuangan ummat ini lebih layak
mendapat perhatian, lebih dari yang mencari perhatian dengan banyaknya
janji tanpa bukti
Mereka yang ada di garis terdepan di
Syam, Suriah dan Palestina itulah yang menginspirasi kita untuk terus
berjuang dan berkorban, bahwa hitam tinta ulama dan merah darah syuhada
itulah yang menjadi campuran bagi kejayaan ummat Muslim.
Di safar ini pula kami banyak
belajar dari kedua guru kami, ustadz Mustafa Umar dan ustadz Abdullah
Hadrami, semoga Allah sayangi keduanya. Walau banyak kekurang ajaran
kami pada beliau berdua, tentu tidak menghalagi kami mencuri ilmu dari
kedua syaikh ini.
Apa yang terjadi di bumi Syam, di
Palestina, di Suriah, adalah kemuliaan Allah bagi penduduknya dan ujian
keimanan bagi kita disini, agar kita belajar mementingkan tanah yang
dipentingkan Allah dan Rasul-Nya, agar kita berani membela bagian yang
satu dari diri kita.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
saat terpisah jarak dan tempat? Maka apapun, apapun yang mampu kita
lakukan maka lakukanlah. Simak hadits berikut,
“Siapa yang menyiapkan kebutuhan
seorang yang berperang fii sabilillah maka sungguh ia telah ikut
berperang, dan siapa mengurus keluarga orang yang berperang fii
sabilillah dengan baik, sungguh ia telah ikut berperang” (HR. Bukhari Muslim)
Ada banyak anak-anak yatim syuhada
yang perlu bantuan kita disini, mungkin lebih daripada yang kita pikir
kepentingannya. “Keperluan bantuan kemanusiaan di Suriah seperti tidak
terbatas” begitu ucap pengurus pengungsi Suriah pada kami, masyaAllah.
Sebagian anak-anak yatim syuhada ini
lalu didata oleh tim www.SahabatAlAqsha.com yang menjadi fasilitator
penyalur dana kita, dan saya sudah melihat secara langsung kerja tim
www.SahabatAlAqsha.com yang amanah, tak memotong sedikitpun untuk
operasional mereka, insyaAllah.
Urusan Syam ini lebih dari urusan
kemanusiaan, ini urusan iffah dan izzah kaum Muslim, jangan sampai sesal
datang belakangan, sebagaimana firman Allah dalam QS 63:10, karena kita
menunda sedekah sampai datang kematian.
Dan belanjakanlah sebagian dari apa
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah
seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
saleh?” (QS 63 : 10)
Bukan ahlu-Syam yang perlu kita,
kitalah yang perlu doa mereka, semoga dengan membantu mereka kita
terbebas dari sikap munafik. Informasi lengkap untuk bantuan ke anak
yatim syuhada Suriah, boleh follow @sahabatalaqsha di twitter atau klik
www.SahabatAlAqsha.com. Akhukum, @felixsiauw.[Oleh : Felix Siauw (Islamic Inspirator | FelixSiauw.com)]
0 comments:
Post a Comment