Berita:
The “Khilafah Fantasy” adalah judul artikel yang ditulis dari kontributor Khaled Diab kepada The New York Times pada tanggal 2 Juli 2014. Pendapatnya mengaitkan dengan pengumuman kekhalifahan di sebagian besar wilayah Irak oleh kelompok ‘Jihad’, dan tesisnya adalah bahwa Khilafah baru ini “setidaknya tidak berhubungan dengan sejarah”.
The “Khilafah Fantasy” adalah judul artikel yang ditulis dari kontributor Khaled Diab kepada The New York Times pada tanggal 2 Juli 2014. Pendapatnya mengaitkan dengan pengumuman kekhalifahan di sebagian besar wilayah Irak oleh kelompok ‘Jihad’, dan tesisnya adalah bahwa Khilafah baru ini “setidaknya tidak berhubungan dengan sejarah”.
Komentar:
Argumennya bersandar pada perbandingan yang salah dengan warisan
ilmiah dan intelektual dari Kekhalifahan Abbasiyah terdahulu, yang
diikuti oleh fitnah, dan cerita dongeng hubungan antara Khalifah Harun
al-Rasyid dengan Abu Nawas. Penulis kemudian mencoba menjelaskan
bagaimana “kesalahan ideologis Khilafah Islam ini muncul?” Bagaimanapun,
kesalahan itu semuanya adalah kesalahan dia sendiri.
Apa yang lebih luar biasa dari yang muncul di New York Times itu
adalah ironi bahwa sebuah artikel mengklaim bisa mengungkap “fantasi”
ini yang didasarkan pada argumen tentang karakter fiksi dari koleksi
dongeng anonim yang disebut sebagai 1001 Malam! Hubungan antara Khalifah
yang sebenarnya, Harun al-Rasyid, dengan penyair Abu Nawas sangat
berbeda dari versi dongeng dari penulis “Fantasi Khilafah”. Abu Nawas
terpaksa melarikan diri dari Baghdad karena tulisan-tulisannya, dan
kembali ke kota itu setelah kematian Harun al-Rasyid, di mana
penggantinya (Khilafah al-Amin) menghukumnya karena dia mabuk-mabukan,
dan pada masa pemerintahan al-Ma’mun, Abu Nawas meninggal di penjara.
Menggeneralisir sekitar tiga belas abad masa kekhalifahan dari cerita
salah tafsir di masa Harun al-Rasyid dalam sebuah buku dongeng yang
anonim merupakan pukulan telak bagi kredibilitas New York Times.
Sebagai penutup, alasan sebenarnya dari umat Islam untuk merujuk
kembali kepada Nabi Muhammad atas arah Khilafah bukanlah karena citra
yang ternoda dalam dongeng 1001 Malam, tetapi adalah karena politik
ekonomi yang didirikan oleh Nabi Muhammad merupakan sumber legislatif
bagi kaum Muslim. Selain itu, Khilafah adalah fakta yang nyata dan
bagian sejarah Islam yang tidak bisa dipisahkan yang menerapkan hukum
Islam selama tiga belas abad. Orang-orang yang mengabaikan sejarah ini
dan mengabaikan kekayaan besar warisan Islam yang telah terakumulasi
selama berabad-abad, dengan mendukung kekeliruan dalam dongeng adalah
para pembuat fantasi yang sesungguhnya.
Ditulis untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir oleh
Dr Abdullah Robin
0 comments:
Post a Comment