Bertepatan
dengan Hari Ibu, lebih dari 500 perempuan mengikuti Kongres Ibu
Nusantara yang digagas Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Jabar di
pelataran Lapangan Gasibu depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Minggu
(22/12/2013).
“Ini bukan memperingati Hari Ibu, kami hanya memanfaatkan momentumnya
saja. Saat ini kan lagi ramai soal hari ibu,” ujar Ketua DPD MHTI Jabar
Siti Nafidah di sela-sela kongres.
Menurutnya saat ini di tengah kapitalisme, peran ibu tereduksi dan
dimandulkan. Seorang perempuan kini dituntut mandiri secara ekonomi.
“Produk kapitalisme adalah kemiskinan. Ini membuat perempuan dilema
antara peran utama mereka sebagai pencetak generasi bangsa dan harus
memikirkan ekonomi keluarga sehingga membuat mereka terpaksa bekerja,”
ujarnya.
Ia menyatakan HTI bukan anti wanita bekerja. “Namun yang kami
khawatirkan adalah pola pikir saat ini, di mana perempuan merasa wajib
untuk bekerja. Ini yang bahaya, tanpa sadar mereka melepas peran utama
keibuan mereka,” ujarnya.
Siti juga mengkritik tema Hari Ibu 2013 yaitu kesetaraan perempuan
dan laki-laki untuk membangun karakter bangsa. Menurutnya, itu artinya
ibu diberdayakan di bidang ekonomi dengan cara bekerja sama seperti
laki-laki.
“Mudah-mudahan dengan acara ini ibu bisa merefleksi lagi soal peran
ibu sebagai pencetak generasi bangsa. Berkualitas tidaknya generasi
nanti tergantung ibu saat ini,” ujarnya.
Menurutnya, aksi ini juga dilakukan serentak di berbagai kota lainnya.
Ratusan ibu duduk di tangga Gasibu mendengarkan talkshow dan orasi.
Sementara di depan gerbang Gedung Sate berjejer puluhan perempuan
berbaju hitam dengan mengenakan topeng wajah perempuan. Beberapa poster
dari kertas juga mereka bawa, di antaranya bertuliskan “Kapitalisme
merusak peran ibu”, “Puncak derita buruh perempuan”.
Massa MHTI pun sesekali berteriak “Ibu pejuang Islam bangkit tegakkan khilafah Islam”. (detik.com, 22/12/2013)
0 comments:
Post a Comment