*** *** ***
Kita perlu menengok sedikit sejarah untuk menjelaskan masalah
penting, bahwa semenanjung Krimea bukan Ukraina, melainkan negeri Islam,
dimana Islam sampai ke semenanjung ini melalui jalan Tartar, pada era “Kabilah Emas”—yang dalam bahasa Inggris disebut dengan “Golden Horde”,
yaitu etnis Mongol pertama yang masuk Islam. Kabilah ini memiliki peran
yang besar bagi kaum Muslim Krimea dalam berjihad melawan Rusia bersama
negara Islam di zaman kekhilafahan Utsmani. Krimea menghadapi tekanan
yang dilakukan Rusia dan Jerman. Bahkan Rusia dapat menginvasinya pada
tahun 1783 M, setelah Rusia membunuh 350 ribu kaum Muslim Krimea. Pada
tahun 1928 M., sang drakula Stalin mendirikan entitas Yahudi di Krimea,
sehingga mendapat perlawanan kaum Muslim yang dipimpin oleh para imam
masjid dan kaum intelektual. Akibatnya 3.500 dari mereka itu dieksekusi
mati. Dan pada tahun 1929 M., lebih dari 40 ribu kaum Muslim dibuang
dari Tatar ke wilayah Sverdlovsk di Siberia. Statistik menunjukkan
penurunan jumlah kaum Muslim Tatar, dari 9 juta jiwa pada tahun 1883 M.
menjadi sekitar 850 ribu jiwa pada tahun 1941 M. Semua itu disebabkan
oleh politik pembunuhan dan pengusiran yang ditempuh oleh pemerintah
Rusia, baik pada era Kekaisaran maupun Bolshevik. Dan perlakukan buruk
juga menimpa masjid dan al-Qur’an, dimana kaum Komunis Rusia telah
menghancurkan sekitar 1.558 masjid, serta sejumlah perguruan tinggi dan
sekolah, yang kemudian di atas puing-puingnya didirikan bar-bar dan
kandang ternak, serta mereka membakar al-Qur’an.
Krimea dan warganya tidak selamat dari kekejaman Jerman yang melucuti
senjata kaum Muslim yang menyerah dalam Perang Dunia II. Kemudian
mereka digiring menempuh jarak 150 kilometer tanpa alas kaki dan
makanan. Sehingga kaum Muslim mulai meninggal karena kelaparan. Dan yang
hidup mulai memakan daging saudaranya yang telah meninggal. Kemudian
mereka semua dibantai oleh regu tembak.
Sesungguhnya konflik di Krimea, khususnya, dan negeri-negeri kaum
Muslim, pada umumnya, adalah luka lama yang diperbaharui. Ingat,
kekufuran itu akidahnya sama, dan musuh mereka juga sama, sekalipun
kepentingannya berbeda-beda, yaitu Islam dan kaum Musim. Sementara
ketidakberdayaan yang menimpa kaum Muslim adalah disebabkan mereka
terpecah-belah dan bercerai-berai, tidak berpegang teguh dengan
agamanya, serta runtuhnya negara mereka, maka semua inilah yang memberi
peluang musuh-musuhnya untuk menghancurkan, mengganyang dan
mengalahkannya. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain selain kembali
pada era dimana kita menjadi satu umat dengan satu pemimpin yang
menerapkan al-Qur’an dan as-Sunnah di tengah-tengah kita, menjaga tumpah
darah Islam, dan melindungi kaum Muslim. Rasulullah saw bersabda: “Imam (Khalifah) adalah perisai, yang di belakangnya umat berperang, dan kepadanya umat berlindung.” (HR. Muslim). [Abu Zaid – Palestina]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 30/3/2014.
0 comments:
Post a Comment