Menurut sebuah situs Afrika “All Africa” bahwa sebagian
besar penduduk kota adalah kaum Muslim. Mereka terpaksa melarikan diri
karena serangan membabi buta yang dilakukan oleh milisi Kristen “Albalaka”.
Situs mengatakan bahwa warga lainnya yang mengungsi harus menerjang
pos-pos pemeriksaan untuk mencari perlindungan di ibukota. Semua
menceritakan kisah-kisah serupa bahwa untuk mencapai kota mereka
menghadapi tantangan berat.
Situs mengatakan bahwa jika tidak dilakukan tindakan apapun untuk mengendalikan milisi Kristen “Albalaka”,
maka ada bahaya nyata bagi kaum Muslim. Sebab, keberadaan mereka
sebagai Muslim minoritas di kota itu akan berakhir, karena banyak dari
anggota keluarga mereka yang terpaksa lari ke luar negeri .
Dikatakan bahwa pada hari Rabu kemarin sedikitnya sepuluh orang
terbunuh akibat dari kekerasan baru di ibukota Afrika Tengah, Bangui,
bertepatan dengan persiapan pengambilan sumpah pemimpin transisi, Simba
Penza, dan penunjukan perdana menteri pada hari Kamis.
Aljazeera melaporkan bahwa ada sejumlah korban meninggal dalam bentrokan antara pejuang Silika dan milisi Kristen “Albalaka” di dekat kamp Kasai di Bangui.
Beberapa saksi mata mengatakan bahwa mereka melihat enam mayat
anggota Silika di depan penjara pusat, dan empat warga sipil di
sudut-sudut penjara. Sumber diplomatik menjelaskan bahwa “empat dari
anggota Silika berada di penjara, mereka dibunuh oleh milisi Kristen .” (islammemo.cc, 23/1/2014).
0 comments:
Post a Comment