Lobi
Israel di AS telah mencoba untuk menyembunyikan 28 halaman dari laporan
rahasia Kongres yang mengungkapkan bahwa serangan teroris 11 September
2001 dilaporkan menunjuk keterlibatan Israel pada peristiwa itu, kata
seorang analis intelijen, lapor Press TV.
Laporan Investigasi dari Kongres setebal 800 halaman tentang
peristiwa 11/9 itu berisi bagian yang disebut sebagai “Sumber Spesifik
Dukungan Luar Negeri,” di dalamnya terdapat 28 halaman yang telah
dipotong oleh Gedung Putih atas perintah pribadi (mantan presiden AS,
George W. Bush), tulis Gordon Duff dalam sebuah artikel untuk Press TV
pada Rabu.
Dalam bagian laporan yang telah dihapus tersebut—yang telah
disampaikan kepada Kongres—diperkirakan ada 5–10.000 kata yang
dihilangkan. Indikasinya dapat terlihat dari halaman demi halaman berisi
garis putus-putus yang mengganti teks.
Analisis Amerika menunjuk upaya yang dilakukan oleh Komite Israel
Amerika Urusan Publik (AIPAC) merupakan suatu lobi Israel yang kuat di
Amerika Serikat untuk menyembunyikan potongan-potongan informasi yang
dilaporkan mengidentifikasi keterlibatan intelijen Israel dalam
perencanaan dan pelaksanaan serangan 11/9.
“Ini hanyalah pengungkapan terbaru bahwa AIPAC telah berhasil
menyembunyikan informasi itu dengan menekan Kongres dan aset-asetnya
yang kuat di dalam pers,” tulis Duff.
“Yang menjadi semakin jelas,” lanjutnya menjelaskan, “adalah bahwa
banyak dari sekutu AIPAC di Washington memiliki akses atas bagian
laporan yang tidak dihapus itu.”
Pada tanggal 11 September 2001, serangkaian serangan terkoordinasi
itu dilakukan di Amerika Serikat yang mengakibatkan hampir 3.000 orang
tewas.
Menurut perhitungan resmi Amerika selama serangan 11/9, 19 orang
teroris al- Qaeda membajak empat pesawat jet penumpang komersial dan
menabrakkan dua dari empat pesawat itu ke Menara Kembar World Trade
Center di New York City. Akibatnya, menewaskan semua orang di dalam
pesawat dan banyak orang lain di gedung-gedung itu.
Para pembajak menabrakkan pesawat ketiga ke Pentagon di Arlington, Virginia, di luar Washington DC.
Setelah serangan itu, pemerintah AS membentuk Komisi Nasional
Serangan Teroris di Amerika Serikat yang diumumkan sebagai Komisi 11/9
pada tanggal 27 November 2002 yang bertujuan untuk mempersiapkan laporan
penuh dan lengkap atas keadaan sekitar serangan 11 September.
“Seluruh pemerintahan, para pemimpin Kongres dan Pentagon, CIA, NSA,
dan selusin organisasi lain, tahu apa yang ada dalam laporan kongres
itu,” tulis Duff dalam artikelnya, sambil menambahkan, “Mereka semua
berbohong kepada Komisi 11/9. Mereka semua memerintahkan langkah-langkah
untuk menekan kebebasan di dalam negeri dan membantai ratusan ribu
orang di seluruh dunia, menculik serta menyiksa lebih dari ribuan orang.
Semuanya berdasarkan pada kebohongan.”
Amerika Serikat di bawah pimpinan Bush menyerang Afghanistan untuk
menyingkirkan rezim Taliban atas tuduhan dari Washington telah
menyembunyikan para teroris al – Qaeda yang terlibat dalam serangan
11/9.
“Sering kita mendengar pertanyaan: Bagaimana mungkin ribuan orang
terlibat dalam konspirasi yang begitu keji? Kami sekarang siap untuk
menjawabnya. Waktunya telah datang untuk bertanya,” Duff menyimpulkan.
Kampanye militer global AS yang dikenal sebagai perang melawan teror
dimodifikasi di bawah Presiden Barack Obama dengan memperluas wilayah
militer AS dan menggantinya dari serangan serdadu militer menjadi
pembunuhan massal di berbagai negara di dunia. Hal ini tetap berlangsung
meskipun dia telah menyerukan diakhirinya perang AS di Afghanistan dan
Irak selama kampanye pemilihannya. (rz/presstv)
0 comments:
Post a Comment