Sebagaimana
diberitakan oleh www.middleastmonitor.com, Aliansi Nasional Anti –
Kudeta di Mesir mengecam ledakan mematikan itu yang mengguncang markas
polisi di kota Delta Nil Mansoura pada Selasa pagi. Serangan itu
merenggut nyawa sedikitnya 13 orang Mesir, dan melukai lebih dari 130
orang lainnya.
Ledakan itu terjadi di depan Direktorat Keamanan Daqahleya Governorate, dan menyebabkan kerusakan besar pada bangunan tersebut.
Ledakan itu terjadi di depan Direktorat Keamanan Daqahleya Governorate, dan menyebabkan kerusakan besar pada bangunan tersebut.
Sejak kudeta militer yang menggulingkan Presiden yang terpilih secara
demokratis Mohammed Morsi pada tanggal 3 Juli, pasukan keamanan Mesir
telah melancaran tindakan keras terhadap para pendukungnya. Krisis
politik yang memburuk telah disertai dengan peningkatan kekerasan,
terutama di bagian utara Mesir.
Freedom and Justice Gate menyampaikan pernyataan dari Aliansi
Nasional, yang menyatakan keprihatinan yang mendalam bagi keluarga
korban. Kelompok ini menempatkan tanggung jawab atas kematian tersebut
pada “staf keamanan Mesir yang korup”, yang mereka sebutkan “menyebarkan
kekerasan di negara itu “.
Aliansi Nasional juga menegaskan bahwa : “Darah rakyat Mesir adalah tabu dan dengan demikian terlarang untuk dibunuh.”
Kelompok ini memperingatkan rencana untuk meningkatkan kekerasan di
Mesir setelah Naguib Sawiris, seorang pengusaha terkemuka Mesir beragama
Kristen Koptik, mengancam akan menggunakan kekuatan terhadap demonstran
anti kudeta yang tidak menggunakan kekerasan.
Sementara itu, Ikhwanul Muslimin juga mengeluarkan pernyataan yang
mengutuk serangan hari Selasa itu “dengan kata-kata yang paling keras”.
Pernyataan itu mencatat bahwa “Ikhwanul Muslimin berduka cita atas
hilangnya nyawa semua putra dan putri rakyat Mesir dan mengirimkan
belasungkawa yang tulus kepada mereka yang terluka dan keluarga yang
telah kehilangan orang-orang yang dicintai.”
Meskipun Ikhwanul Muslimin mengecam kekerasan dan berkomitmen
berulang kali dengan menunjukkan protes sipil tanpa kekerasan , menurut
kantor berita pemerintah MENA, segera setelah serangan itu Perdana
Menteri interim Hazem Al – Beblawi menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai
organisasi teroris. (rz/www.middleeastmonitor.com)
0 comments:
Post a Comment