Juru
Bicara Badan PBB Untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Chris Gunness,
mengatakan bahwa anak-anak di kamp pengungsi Yarmouk di Suriah dipaksa
untuk memakan pakan ternak untuk menghindari kelaparan, karena rezim
Suriah melakukan pengepungan ketat terhadap kamp pengungsi itu yang
memasuki tahun kedua.
Menurut Gunness, kekurangan gizi di Yarmouk merajalela dan “banyak
terdapat laporan kematian ibu saat melahirkan karena kurangnya perawatan
medis, di tengah laporan tentang anak- anak yang dipaksa untuk makan
pakan ternak untuk bertahan hidup”.
Gunness lebih lanjut mengatakan bahwa : “Warga sipil mengalami
penderitaan yang mendalam karena gizi buruk yang meluas dan tidak adanya
perawatan medis, termasuk bagi mereka yang terluka yang berhubungan
dengan konflik yang parah, dan termasuk bagi para wanita saat melahirkan
– ada konsekuensi yang fatal bagi sebagian orang yang di antaranya
adalah perempuan. Penduduk, termasuk bayi dan anak-anak , telah hidup
dari untuk waktu yang lama dengan memakan makanan seperti sayuran basi,
pakan ternak dan bumbu masak yang dilarutkan dalam air. Warga harus
harus pergi keluar teras dan membakar perabotan dan cabang-cabang pohon
untuk menghangatkan diri di tempat terbuka karena kayu api tidak bisa
dipakai di dalam ruangan, Sangat jarang ada pasokan untuk air keran –
dan dilaporkan hanya tersedia hanya untuk empat jam dalam selang waktu
tiga hari”.
Gunness meminta rezim Suriah dan kelompok-kelompok pejuang untuk
mengizinkan bantuan kemanusiaan ke kamp-kamp pengsungsi untuk memberikan
bantuan bagi warga Palestina dan warga Suriah yang terperangkap.
Sejak konflik di Suriah pecah, puluhan ribu pengungsi Palestina
terpaksa melarikan diri dari kamp Yarmouk. Pasukan yang setia kepada
rezim Suriah telah menempatkan penduduk yang tersisa, yakni sebanyak
20.000 orang, di bawah blokade yang ketat sejak bulan Desember 2012.
Setidaknya 49 orang kini telah meninggal akibat kekurangan gizi.
(rz/www.middleeastmonitor.com)
Sumber : Al Resalah
0 comments:
Post a Comment