
“Tugas penting seorang duta besar kan untuk memberikan informasi
akurat bagi negaranya dan memastikan bahwa pergantian penguasa tersebut
tidak mengganggu kepentingan negaranya,” ujarnya pada mediaumat.com, Selasa (15/4).
Biasanya, menurut Budi, kandidat presiden yang ditemui duta besar negara-negara asing tersebut akan dimintai berbagai komitmen.
“Dia akan dimintakan jaminannya untuk menjaga kepentingan asing yang
saat ini sedang bercokol di Indonesia. Bahkan lebih jauh, dia akan
diminta jaminannya untuk semakin memuluskan agenda-agenda internasional
yang diusung pihak asing,” tuturnya.
Maka, lanjut Budi, tidak akan ada perubahan untuk kepentingan rakyat, rakyat hanya akan terus jadi korban para elite penguasa.
“Rakyat harus waspada dan harus mengamati sepak terjang para capres
dan partai pengusungnya, siapa betul-betul berjuang untuk rakyat mana
yang hanya berpura-pura,” pungkasnya.
Sebelumnya, secara diam-diam capres dari PDI P Jokowi mengadakan
pertemuan dengan Dubes Amerika dan beberapa dubes lainnya di kediaman
konglomerat Jacob Soetojo di Jalan Sircon Permata Hijau beberapa waktu
lalu.
Diketahui, usai pertemuan, baik Megawati dan Jokowi tidak mau
mengungkapkan tujuan dan hasil pertemuan tersebut. Bahkan Jokowi mengaku
pertemuan itu bukan terkait soal pencapresan dirinya. Pertemuan awalnya
dilakukan diam-diam, namun rupanya tercium oleh media.
Adapun tujuh duta besar yang ikut hadir terlihat dari beberapa mobil
yang terparkir di halaman rumah Jacob adalah sebagai berikut: CD 12
(Amerika); CD 15 (Vatikan); CD 18 (Myanmar); CD 19 (Cina); CD 42
(Meksiko); CD 48 (Turki) dan CD 108 (Peru). (mediaumat.com, 16/4/2014)
0 comments:
Post a Comment