Sama
dengan tahun-tahun sebelumnya sepanjang tahun 2013 ini umat Islam dunia
masih diliputi berbagai persoalan. Intinya, dunia Islam masih dijajah.
Baik penjajahan itu secara langsung dengan pendudukan militer, ataupun
penjajahan dalam bentuk lain secara ideologi, ekonomi, politik atau
sosial budu secara ekonomi, meskipun negeri-negeri Islam memiliki sumber
daya alam yang melimpah, rakyatnya miskin. Mereka dieksploitasi
perusahaan-perusahaan kapitalis asing.
Irak, Afghanistan, Palestina,masih diduduki oleh tentara-tentara
penjajah. Atas nama perang melawan terorisme, membantu menegakkan
demokrasi, penjajah membunuh kaum Muslimin, menciptakan konflik dengan
cara adu domba dengan berbagai isu etnis, sekte, atau paham keagamaan.
Hasilnya lebih dari 1 juta umat Islam terbunuh di Irak. Tidak terhitung
berapa yang terbunuh di Palestina dan Afghanistan.
Amerika Serikat dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone), secara
leluasa melakukan pembantaian massal. Ribuan umat Islam terbunuh di
Afghanistan, Pakistan, dan Yaman. Mesin pembunuh ini bisa leluasa karena
dibiarkan oleh penguasa-penguasa negeri Islam yang menjadi
boneka-boneka Barat. Mereka pun melakukan rutinitas memuakkan pasca
melakukan pembantaian. Amerika pura-pura minta maaf, pemimpin boneka
pura-pura mengecam. Namun pembantaian massal terus berlanjut.
Penguasa-penguasa boneka negeri Islam, alih-alih melindungi rakyat
dan kekayaan alam negeri Islam, mereka malah menjadi pembunuh bagi
rakyatnya sendiri dan memberikan jalan negara-negara penjajah untuk
merampok kekayaan negeri Islam.
Rezim militer Mesir di bawah pimpinan Jenderal boneka as-Sisi,
membunuh ratusan umat Islam yang mendukung Presiden Mursi. Ribuan
dipenjara, ditahan, dan disiksa secara kejam. Media massa dikontrol
penuh, beberapa di antaranya dibredel. Semua ini berjalan dengan
dukungan Amerika dan negara-negara Barat.
Kudeta militer di Mesir , membuktikan kembali kepada kita, jalan
demokrasi adalah penuh tipuan. Meskipun Mursi menang secara demokratis,
namun tetap saja Barat tidak percaya 100 % dan lebih mendukung militer
sekuler yang setia menjadi pelayan mereka.
Di Suriah, rezim Bashar Assad yang buas , melakukan pembantaian
massal terhadap rakyatnya sendiri. Ratusan ribu dibunuh secara keji
dengan menjatuhkan bom-bom berdaya ledak tinggi dan senjata kimia
mematikan. Mayoritas yang menjadi korban adalah anak-anak dan para
wanita. Diperkirakan lebih dari 1 juta rakyat Suriah mengungsi dalam
kondisi yang menyedihkan.
Apa yang terjadi di Suriah menunjukkan bagaimana Barat melakukan
konspirasi global untuk menghentikan perjuangan umat Islam di sana
menegakkan khilafah Islam. Untuk itu mereka tetap mempertahankan rezim
buas Assad karena belum mendapat pengganti yang tepat. Negara-negara
regional Timur Tengah seperti Saudi, Turki, Mesir, Irak dan Iran
kemudian berbagi peran untuk mengokohkan kebijakan Amerika.
Konflik berdarah berlangsung Afrika seperti Somalia, Nigeria, Afrika
tengah, atau Sudan dengan korban raturan ribu orang. Semua ini tidak
bisa dilepaskan dari campur tangan Amerika dan sekutu-sekutu Baratnya
yang rakus untuk menguasai kekayaan alam negeri-negeri Islam.
Di negeri-negeri yang umat Islam merupakan minoritas, nasibnya
menyedihkan. Seperti di Xianjiang Cina, Myanmar, Filipina, Thailand,
atau India . Perlakuan diskriminatif terus terjadi, pembunuhan pun
terus berlangsung. Padahal umat Islam hidup di negeri mereka sendiri, di
tanah miliknya.
Hal yang sama dialami umat Islam di negara-negara Barat . Umat Islam
dilarang menggunakan hijab, dipersulit membangun masjid, masjid
dilempari, dituduh teroris dan ekstrimis. Semua ini terjadi sering
dengan menguatnya islamophobia yang didukung oleh politisi ,
cendekiawan, dan ditumbuhsuburkan dengan kebijakan negara-negara Barat
yang anti Islam.
Melihat kondisi umat Islam yang memilukan ini, apa yang
diperjuangkan oleh Hizbut Tahrir tanpa kenal lelah menjadi sangat
penting dan wajib kita perhatikan. Hizbut Tahrir telah merumuskan akar
masalah dari seluruh problem dunia Islam yaitu: sistem kufur yang
diterapkan di negeri-negeri Islam dan keberadaan penguasa-penguasa
boneka. Hizbut Tahrir juga telah merumuskan solusinya dengan jelas dan
gamblang: melanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan syariah Islam
secara total di bawah negara khilafah.
Hizbut Tahrir pun telah merumuskan jalan perjuangan sesuai manhaj
Rasulullah SAW . Pertama, dengan cara mencetak kader-kader dakwah yang
bersyakhsiyah islamiyah sebagai ujung tombak perjuangan. Kedua,
membangun kesadaran umat yang akan melahirkan opini umum sehingga umat
bergerak menuntut perubahan dengan dasar Islam dan tuntutan yang jelas
yaitu tegaknya khilafah.
Ketiga, dengan melakukan thalabun nushrah, mendatangi
elite-elite strategis yang memiliki kekuasaan riil seperti militer.
Berdakwah kepada mereka, mengajak mereka kembali berpegang teguh pada
Islam, sehingga mereka memberikan dukungan penuh yang didasarkan kepada
Islam untuk tegaknya khilafah.
Inilah jalan yang jelas , tegas, benar, yang akan mengantarkan umat
Islam ke jalan kemenangan. Bukan dengan jalan demokrasi yang terbukti
gagal, bukan pula dengan cara people power, ataupun kudeta militer yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.
Atas izin dan pertolongan Allah SWT, perjuangan ini pasti akan
berhasil yang ditandai dengan munculnya kesadaran umum di tengah
masyarakat akan Islam, kewajiban syariah dan khilafah, ditambah dengan
dukungan dari ahlul quwwah (yang memiliki kekuasaan riil). Sungguh, tidak ada yang bisa menghalangi tegaknya kembali khilafah.
Pertanyaan penting yang tersisa adalah di mana peran kita? Apakah
kita diam atau menjadi penghalang? Tentu kita tidak memilih jalan ini,
karena ini menimbulkan murka Allah SWT. Maka, pilihan benar kita adalah
ikut berjuang bersama dengan sungguh-sungguh dan kerja keras sehingga
mengantarkan kita kemenangan di dunia dan surga-Nya Allah SWT di akhirat
kelak. Allahu Akbar! [] Farid Wadjdi
0 comments:
Post a Comment