Menurut Arim, bagi para antek kapitalis yang penting negara ini baik di mata para kapitalis penjajah walaupun faktanya utang negara selalu membebani APBN sehingga anggaran untuk rakyat semakin kecil. “Akhirnya rakyat semakin menderita dan orang miskin terus bertambah,” ungkapnya.
Sedangkan, Pengamat Kebijakan Publik Ichsanuddin Noorsy menyatakan kepada mediaumat.com (1/2) utang luar negeri merupakan alat untuk ‘menekan’ agar mengesahkan undang-undang yang menguntungkan korporasi besar dan asing meski merugikan rakyat banyak.
Sebelumnya, seperti diberitakan tribunnews.com (26/1), Hatta Rajasa yang juga sebagai besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut, menyatakan semakin besar utang yang dimiliki negara justru kian bertambah baik di mata para lembaga maupun negara pendonor alias pemberi utang. Pasalnya, kata dia, semakin banyak memiliki utang, maka Indonesia bakal dinilai semakin mampu melakukan pembayaran utang tersebut. (mediaumat.com, 3/2/2014)
No comments:
Post a Comment