Pengamat Ekonomi, Muhammad Ishak mengatakan penyebab meningkatnya
penduduk miskin merupakan dampak dari akumulasi kebijakan-kebijakan
pemerintah selama ini yang membuat rakyat semakin sengsara.
“Penaikan harga BBM dan TDL misalnya, selain memicu inflasi, juga
mendorong maraknya PHK yang mengakibatkan meningkatnya pengangguran,”
ujarnya pada Mediaumat.com, Jum’at (3/1).
Liberalisasi di sektor perdagangan membuat harga komoditas pangan
tak terkendali. Padahal, menurutnya, sebagian besar pengeluaran penduduk
menengah bawah untuk membeli makanan. Selain itu anggaran APBN untuk
mengurangi kemiskinan, meski tiap tahun terus meningkat, terbukti tidak
efektif, karena dikorupsi dan tidak menyentuh akar masalah.
Selama ini, Menurut anggota Lajnah Maslahiyah DPP Hizbut Tahrir
Indonesia ini, pujian keberhasilan pemerintah dalam bidang ekonomi hanya
pada level makro seperti pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di saat
dunia mengalami krisis, defisit APBN yang rendah, rasio utang terhadap
PDB yang lebih rendah dibanding negara-negara maju, aliran investasi
asing yang terus tumbuh.
asing yang terus tumbuh.
“Namun demikian, data-data tersebut bersifat makro dan tidak berhubungan dengan kesejahteraan rakyat secara riil,” jelasnya.
Sebaliknya, indikator-indikator kesejahteraan seperti kemiskinan,
kesenjangan pendapatan, upah riil, pengangguran, angka kematian ibu
hamil belakangan justru memburuk.
Ada tidaknya kebohongan data yang diungkap pemerintah, menurut Ishak, perlu data
pembanding yang akurat. Namun untuk memperoleh data tersebut tentu berat sebab butuh dana yang besar.
pembanding yang akurat. Namun untuk memperoleh data tersebut tentu berat sebab butuh dana yang besar.
“Jadi data tersebut sangat ditentukan oleh independensi, kredibilitas dan metodologi yang digunakan BPS,” ungkapnya.
Namun dalam sejarahnya, pemerintah di banyak negara dengan metode
statistik tertentu, dapat dengan mudah memanipulasi data-data yang
mereka rilis, untuk kepentingan politik mereka.
Akar masalah kemiskinan di negeri ini, menurut Ishak, adalah
penerapan sistem ekonomi kapitalisme. Salah satu problem mendasar sistem
ini adalah distribusi kekayaan yang timpang dimana para pemilik modal
akan semakin kaya sementara yang tidak mampu baik secara fisik, mental
dan material akan tersingkir.
“Upaya pemerintah untuk mengatasi ketimpangan tersebut selama ini
gagal, karena hanya bersifat tambal sulam seperti pemberian subsidi
pangan tanpa peduli apakah subsidi tersebut dapat menjangkau seluruh
penduduk yang membutuhkan secara memadai dan berkelanjutan,” pungkasnya.(mediaumat.com, 3/1/2014)
No comments:
Post a Comment